Mengapa
Bintang dan Planet Bentuknya Bulat?
Mengapa bintang dan planet bentuknya
bulat? Apakah semua planet atau bintang di alam semesta kita berbentuk
bulat,kalo ada yang lain selain itu berikan contohnya. terima kasih
Oleh: Yunus Adiantor
Tapi bagaimana bintang dan planet bisa berbentuk bulat? Mari
kita telusuri.
Di alam semesta, kita akan menemukan berbagai benda yang punya
berbagai bentuk. Ada debu, asteroid, komet yang bentuknya tidak beraturan,
benda-benda berbentuk bulat laksana kentang, benda bulat sempurna, piringan /
cakram dan halo.
Gravitasi merupakan penanggung jawab dari bentuk bulat benda-benda
tersebut.
Matahari sebagaimana bintang – bintang lainnya terbentuk dalam
awan gas molekul yang disusun oleh 99% gas dan hanya 1% debu. Awan molekul ini
merupakan awan yang punya kerapatan tinggi. Matahari juga terbentuk dalam awan
serupa yang dikenal dengan sebutan Nebula Matahari.
Awan molekul ini sebenarnya cukup stabil, tapi keruntuhan bisa
terjadi jika ada gangguan yang datang dari luar, misalnya gelombang kejut dari
ledakan bintang maha dasyat atau ketika terjadi tabrakan antara dua awan
molekul. Saat mengalami keruntuhan, awan yang tadinya berbentuk tidak beraturan
mengalami perubahan bentuk. Momentum sudut mengubah bentuk awan yang tidak
beraturan jadi cakram yang berotasi.
Ketika keruntuhan terjadi pada awan molekul, gas berakumulasi
membentuk protobintang. Setelah protobintang terbentuk, ia akan menarik lebih
banyak materi gas di awan untuk bergabung. Semakin banyak materi yang ditarik,
gravitasi juga semakin besar. Selama proses ini, protobintang berotasi semakin
cepat dan temperatur pun meningkat.
Proses berlangsung sampai protobintang memiliki energi yang
cukup untuk memulai reaksi pembakaran hidrogen menjadi helium. Maka dimulailah
reaksi termonuklir yang melepaskan energi sangat besar. Inilah proses kelahiran
bintang yang salah satunya kita kenal sebagai Matahari yang massanya 99.8% dari
massa awan.
Sementara itu, piringan awan yang diisi sisa debu dan gas
kemudian menjadi materi pembentukan planet-planet di sekeliling bintang yang
baru terbentuk.
Cara kerjanya mirip juga dengan bintang. Partikel-partikel debu
yang ada di piringan saling bergabung dan membentuk cikal bakal planet. Proses
bergabung ini tentu saja karena materi yang ada punya massa, dan setiap benda
bermassa akan punya gaya tarik. Ketika protoplanet sudah terbentuk, ia akan
terus menarik materi di sekelilingnya. Semakin banyak materi yang ditarik,
semakin besar massa planet dan artinya semakin besar pula gaya gravitasinya.
Bintang dan planet yang terbentuk juga berotasi pada sumbunya.
Bentuk Bintang & Planet
Lantas mengapa bentuk bintang dan planet bulat dan bukan kotak
atau bentuk lainnya?
Sederhananya, bintang dan planet itu bisa terbentuk dan terikat
karena adanya gravitasi. Semakin besar sebuah benda, semakin besar massanya
maka semakin besar juga gravitasinya.
Contoh kekekalan momentum sudut saat peluncur es berputar. Ia
berputar lambat saat tangan terentang dan kecepatan sudut rendah. Tapi ketika
tangan ditarik ke badan, momen inersia berkurang dan kecepatan sudut makin
tinggi. Kredit:
Pada benda-benda berpilin ini, ada dua gaya yang bekerja. Yang
pertama gaya gravitasi yang menarik semua materi ke pusat massa.
Tapi, ada yang menahannya.
Ketika sebuah benda berputar pada porosnya, berlaku kekekalan
momentum sudut. Contohnya peluncur es yang berputar. Ketika kedua tangannya
terentang, ia akan berputar lebih lambat sementara untuk berputar lebih
cepat ia harus menarik tangannya ke arah badan. Di sini hukum kekekalan
momentum berlaku selama tidak ada gaya luar yang dimasukkan ke dalam sistem.
Hal yang sama berlaku pada bintang dan planet yang berotasi pada
porosnya. Menurut hukum kekekalan momentum sudut, saat gravitasi menarik massa
ke pusat, kecepatan sudut akan bertambah agar tercapai kekekalan momentum. Saat
kecepatan sudut bertambah maka tekanan yang bekerja dari dalam bintang atau
planet juga bertambah. Akibatnya tekanan yang bekerja dari dalam ke luar dan
gaya gravitasi yang menarik massa ke pusat massa akan bekerja berlawanan dan
pada satu titik akan saling menetralkan, sehingga terjadi kesetimbangan yang
kita kenal sebagai kesetimbangan hidrostatik.
Ketika kesetimbangan hidrostatik terjadi maka benda fluida
seperti bintang dan planet yang dipuntir terus menerus akan mencapai bentuk
paling efisien yang akan memiliki gaya sama besar ke segala arah. Gravitasi
adalah gaya isotropik atau gaya yang besarnya sama ke segala arah. Karena itu
benda-benda yang massanya besar cenderung bulat karena ditarik oleh gaya
gravitasi yang besarnya sama pada arah manapun.
Pada akhirnya, bintang dan planet akan menjadi bola berputar
dengan kecepatan rotasi yang tetap. Untuk benda yang rotasinya lambat,
bentuknya akan bulat sempurna. Contohnya adalah Matahari. Ada juga bintang yang
rotasinya 100 kali lebih cepat dari Matahari, yakni VFTS 102 di nebula Tarantula.
Jika bintang ini berputar lebih cepat lagi, maka ia akan hancur berantakan.
Semakin cepat rotasi sebuah benda, maka benda akan memipih di
kutub atau pada ekuator akan tampak memiliki tonjolan sehingga planet tidak
akan bulat sempurna. Contohnya Bumi yang bulat pepat.
Rotasi yang sangat cepat pada benda juga bisa membuat bentuk
bulat tadi berubah sehingga bentuknya jadi lebih lonjong meskipun massanya juga
cukup besar dan seharusnya bisa berbentuk bulat. Contohnya adalah planet katai
Haumea.
Itu bintang dan planet. Benda-benda kecil di Tata Surya seperti
asteroid, komet dan sebagian satelit atau bulan justru bentuknya tidak
beraturan. Ini karena benda-benda tersebut memiliki massa yang kecil sehingga
gravitasinya pun kecil. Akibatnya, tekanan dari dalam benda lebih besar. Tidak
tercapai kesetimbangan dan gravitasi tidak bisa memaksa benda tersebut untuk
memiliki bentuk bola. Akibatnya benda akan memiliki ukuran yang tidak
beraturan.
Selama tidak ada pengaruh gravitasi dari benda di sekitarnya,
benda-benda antariksa akan cenderung mempunyai bentuk berupa bola.
Ketidaksempurnaan bentuk bola itu menjadi petunjuk bahwa pengaruh gravitasi itu
ada dan mempengaruhi rupa benda-benda antariksa yang kita kenal saat ini.
Demikian penjelasan singkat mengapa bintang dan planet, termasuk
juga Bumi berbentuk bulat, bukan datar atau tidak beraturan.