Sintesis (Mekanisme)
Aspirin
Oleh: Yunus Adiantor
Aspirin (asam asetil salisilat) yang
merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialah fenol dengan satu
gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat didestilasi
dalam air secara memuaskan. oleh karena itu, asetilasi berlangsung baik pada
anhidrida asam asetat dengan adanya penambahan sedikit asam mineral yang
berfungsi sebagai katalis. kegunaan
aspirin secara umum adalah sebagai obat pengurang rasa sakit (analgesik)
dan penurun panas (antipiretik).
Awalnya terinspirasi oleh sakit artritis
yang diderita ayahnya, Hoffmann, seorang berkebangsaan Jerman mensintesis suatu
senyawa bernama asam asetilsalisilat (aspirin). Dengan senyawa ini Hoffmann
dapat mengobati ayahnya tanpa mengakibatkan iritasi perut yang parah seperti
efek samping obat artritis pada masa itu.Aspirin atau asam asetilsalisilat
(asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan
sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan
digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam
salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai
zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua
gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi
yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat
akan menghasilkan aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuiji dengan menggunakan
besi(III) klorida. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk
kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl3
ditambahkan, karena asam salisilat mempunyai gugus fenol. Selain itu, kemurnian
aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana seharusnya titik
leleh aspirin murni adalah 136 oC
Reaksi SIntesis Aspirin
atau
boleh juga dengan mekanisme seperti di bawah ini!
Fungsi dari 85% H3PO4 yang
ditambahkan adalah sebagai katalis dalam reaksi sintesis asam asetil
salisilat
dan pemberi suasana asam karena reaksi berlangsung pada suasana asam.
Penggunaan asam fosfat dapat diganti dengan asam sulfat. Reagen lain yang
digunakan dalam sintesis aspirin pada percobaan ini adalah anhidrida asam
asetat. Anhidrida asam asetat yang digunakan karena hasil esterifikasi fenol
ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila digunakan derivat asam
karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam asetat merupakan derivat yang
lebih reaktif yang dapat menghasilkan ester asetat. Reaksi ini juga dilakukan
pada air yang dipanaskan agar mempercepat tercapainya energi aktivasi.
Sedangkan pendinginan dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika suhu
dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada
akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced
nucleation) dan pertumbuhan partikel. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
·
Anhidrida asetat menyerang H+
·
Anhidrida asam asetat mengalami resonansi
·
Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari
asam salisilat
·
H+terlepas dari –OH
dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat
·
Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat
dan asam asetilsalisilat
0 komentar:
Posting Komentar