Jumat, 31 Maret 2017

Sistem Magnitudo

Astronomi
Sistem Magnitudo
(Tentor OSN SMA Negeri 1 Fakfak)

Magnitudo adalah tingkat kecemerlangan suatu bintang. Skala magnitudo berbanding terbalik dengan kecemerlangan bintang, artinya makin terang suatu bintang makin kecil skala magnitudonya. Pada zaman dulu, bintang yang paling terang diberikan magnitudo 1 dan yang cahayanya paling lemah yang masih dapat dilihat oleh mata diberi magnitudo 6. Sekarang diberikan ketentuan bintang dengan beda magnitudo satu memiliki beda kecerlangan 2,512 kali (selisih lima magnitudo berarti perbedaan kecerlangan seratus kali), jadi jika bintang A memiliki magnitudo 1 dan bintang B memiliki magnitudo 3 berarti bintang A 6,25 kali tampak lebih terang dari bintang B. Perbandingan magnitudo semu bintang dapat menggunakan rumus Pogson berikut:

 

Pengukuran magnitudo berdasarkan keadaan yang tampak dari Bumi seperti di atas disebut magnitudo semu, m. Magnitudo mutlak (M) adalah perbandingan nilai terang bintang yang sesungguhnya. Seperti yang Anda ketahui, jarak antara bintang yang satu dan bintang yang lain dengan Bumi tidaklah sama. Akibatnya, bintang terang sekalipun akan nampak redup bila jaraknya sangat jauh. Oleh karena itu, dibuatlah perhitungan magnitudo mutlak, yaitu tingkat kecerlangan bintang apabila bintang  itu diletakkan hingga berjarak 10 parsec dari Bumi. Dengan mengingat persamaan radiasi E = L /4πr2, dengan E energi radiasi,  L luminositas (daya) dan r jarak,  maka perhitungan jarak bintang, magnitudo semu dan magnitudo mutlak (absolut) adalah:


Perlu diingat jarak dalam persamaan modulus di atas (d) harus dinyatakan dalam satuan parsec. Satu parsec ialah jarak suatu bintang yang mempunyai sudut paralaks satu detik busur, yang sebanding dengan 3,26 tahun cahaya (ly) atau 206265 satuan astronomi (AU). Jika yang ditanyakan ialah jarak, maka rumus diatas dapat dibalik menjadi:


Jika magnitudo absolut dan magnitudo semunya diketahui, jaraknya dapat dihitungKuantitasmM dikenal sebagai modulus jarak. Adapun hubungan antara magnitudo mutlak dan luminositas (daya) bintang, L dapat diterapkan berdasarkan rumus Pogson.


Misalkan magnitudo semu matahari tampak dari Bumi, m = -26,83, maka magnitudo mutlak matahari, M ialah:

M = m + 5 - 5 log d.

mengingat jarak Bumi-Matahari = 1 AU = 1/206265 parsec, maka
M = -26,83 + 5 - 5 log (1/206265)
M = 4,74

Related Posts:

  • Sejarah Matematika Astronomi Matematika Astronomi : Penemuan Planet-Planet Secara Matematika Oleh: Yunus Adiantor Planet yang pertama kali ditemukan adalah Uranus oleh Willia… Read More
  • Tanya Jawab Astronomi 4 Bagaimana Mengetahui Karakteristik Exoplanet? Oleh: Yunus Adiantor SL Bagaimana ilmuwan bisa memprediksi kondisi exoplanet di luar angkasa d… Read More
  • Penyusun Kehidupan di Bumi Menyatukan Kepingan – Kepingan Penyusun Kehidupan di Bumi Penulis: Yunus Adiantor ALMA, si radio teleskop berhasil menemukan jejak senyawa … Read More
  • Tanya Jawab Astronomi 3 Apa Batas Tata Surya? Oleh: Yunus Adiantor Apa Batas Tata Surya Ini…??? Anonim Apa yang menjadi batas Tata Surya. Pertanyaan yang menarik. Se… Read More
  • Rotasi Benda LangitMengapa Benda Langit Berotasi? Mengapa benda langit berotasi atau bergerak berputar mengitari sumbunya? Apa yang terjadi jika benda langit tersebut… Read More

0 komentar:

Posting Komentar