Kimia XI MIPA / II
LARUTAN ASAM DAN BASA (TITRASI ASAM BASA)
Oleh: Yunus Adiantor
Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi adalah prosedur menetapkan
kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya
terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan
standar) secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi
dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks.
Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja.
Pada label yang tertera pada botol cuka
makan umumnya terdapat informasi kadar cuka tersebut. Misalkan, pada suatu
botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran dari
kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur
eksperimen menggunakan metode titrasi.
Dalam menentukan kadar asam cuka,
metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah
penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya
atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui,
dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga
mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis
bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan
perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat
pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik
akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini
dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni
indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen.
Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa
Pada saat larutan basa ditetesi dengan
larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi
dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa
diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan,
maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi
menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau
sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang
bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Titrasi asam kuat dengan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M
ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi
yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut.
Kurva titrasi asam basa: HCl dengan
NaOH. Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry:
The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill
Education
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:
§ Mula-mula pH larutan naik sedikit demi
sedikit
§ Perubahan pH drastis terjadi sekitar
titik ekivalen
§ pH titik ekivalen = 7 (netral)
§ Indikator yang dapat digunakan: metil
merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang lebih sering digunakan
adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah
diamati.
Titrasi asam lemah
dengan basa kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M
sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan
perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl
dengan NaOH yang berwarna merah.
Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan
titrasi HCl dengan NaOH
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:
§ Titik ekivalen berada di atas pH 7,
yaitu antara 8 – 9
§ Lonjakan perubahan pH pada sekitar
titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH
±10
§ Indikator yang digunakan: fenolftalein.
Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh
sebelum tercapai titik ekivalen.
Titrasi basa lemah
dengan asam kuat
Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M
sedikit demi sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan
perubahan pH selama titrasi tersebut
Kurva titrasi NH3 dengan HCl
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
(Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Dari kurva tersebut dapat disimpulkan:
§ Titik ekivalen berada di bawah pH 7,
yaitu antara 5 – 6
§ Lonjakan perubahan pH pada sekitar
titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4
§ Indikator yang digunakan: metil merah.
Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh
sebelum tercapai titik ekivalen.
Perhitungan
Konsentrasi Larutan Asam/Basa pada Titrasi Asam Basa
Langkah-langkah menghitung konsentrasi
larutan asam/basa pada titrasi asam basa:
1. Menuliskan persamaan reaksi
netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A dengan larutan basa B
2. Menyatakan perbandingan jumlah mol
asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat habis bereaksi
3. Menghitung konsentrasi larutan
asam/basa dari persamaan perbandingan tersebut
dengan,
= jumlah mol
asam A dan basa B
a, b = koefisien reaksi asam A dan basa
B
MA, MB = molaritas asam A dan basa B
VA, VB = volum larutan asam A dan basa B
Jika valensi dari asam A dan basa B
yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan asam/basa juga dapat dicari dengan
rumus:
Contoh Soal Titrasi
Asam Basa
Contoh Soal 1
Berapa konsentrasi dari larutan asam
asetat CH3COOH jika diketahui untuk titrasi 25 mL larutan CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05 M
agar mencapai titik ekivalen?
Jawab:
Persamaan reaksi netralisasi CH3COOH dengan NaOH:
CH3COOH(aq) +
NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Dari persamaan reaksi, diperoleh: 1 mol
CH3COOH 1 mol NaOH
Contoh Soal 2
Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat 0,25
M dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, dan ternyata dibutuhkan 57 mL
basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan tersebut?
Jawab:
Reaksi netralisasi terjadi antara asam
sulfat H2SO4 (asam kuat
bervalensi dua) dengan suatu basa bervalensi satu.
0 komentar:
Posting Komentar