Fenomena Alam di Luar Atmosfer Bumi

Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.

Pembentukan dan Perkembangan Alam Semesta

Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Tiongkok, India, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.

Astronomi Observasional

Astronom-astronom amatir telah dan terus berperan penting dalam banyak penemuan-penemuan astronomis, menjadikan astronomi salah satu dari hanya sedikit ilmu pengetahuan di mana tenaga amatir masih memegang peran aktif, terutama pada penemuan dan pengamatan fenomena-fenomena sementara.

Jumat, 31 Maret 2017

Satuan Astronomi

Astronomi Dasar
Definisi Ulang 1 Satuan Astronomi
(Tentor OSN SMA Negeri 1 Fakfak)

Berapa jarak Bumi – Matahari? Jawaban paling mudah adalah 1 Astronomical Unit (au) atau kalau dalam bahasa Indonesia jadi 1 Satuan Astronomi (SA). Ini memang cara mudah mengingat jarak Bumi – Matahari atau sebagai skala jarak dalam Tata Surya. Jauh lebih mudah mengingat jarak Mars – Matahari kurang lebih 1,5 au daripada jarak sebenarnya yang ratusan juta km.

Nah angka 1 au ini juga tidak muncul dengan tiba-tiba melainkan dari perhitungan panjang yang dimulai oleh Aristarchus dari Samos, pemikir abad Yunani Klasik. Ia memperkirakan jarak Bumi-Matahari hanya 20 kali jarak Bumi-Bulan (jarak Bumi-Bulan: 384 000 km), tapi ternyata perkiraannya meleset jauh karena jarak Bumi-Matahari ternyata sekitar 390 kali jarak Bumi-Bulan.
Pengukuran presisi pertama kali dilakukan pada tahun 1672 oleh Giovanni Cassini dan rekannya Jean Richer yang mengamati Mars dari 2 lokasi berbeda yakni Paris dan Guyana Prancis. Dengan menggunakan sistem parallax, para astronom berhasil menghitung jarak Bumi – Mars dan menggunakan hasil tersebut untuk menghitung jarak Bumi – Matahari. Hasilnya mereka menemukan kalau jarak Bumi – Matahari 140 juta km. Tidak terlalu jauh dari hasil perhitungan saat ini.

Perhitungan dengan sistem parallax ini merupakan satu-satunya metode perhitungan yang dapat dipercaya untuk menghitung jarak di sistem Tata Surya. Dan jarak rata-rata Bumi – Matahari, 149.597.870.691 meter,  kemudian didefinisikan sebagai 1 Astronomical Unit atau 1 Satuan Astronomi yang juga digunakan untuk menyatakan jarak dalam skala tata surya kita.
Tapi amandemen IAU 1976 System of Astronomical Constants mendefinisikan satuan astronomi sebagai “jari-jari orbit sirkular mengelilingi matahari yang bergerak dengan gerak rata-rata 0.01720209895 radian per hari”.  Hal ini dilakukan  dengan asumsi jarak Bumi – Matahari tidak dapat dihitung dengan akurat. Harga 0.01720209895 merupakan konstanta Gauss.
Penetapan definisi 1 au berdasarkan konstanta Gauss ini menyulitkan para astronom yang bekerja dalam pemodelan Tata Surya. Bagaimana tidak? Ketika Einstein memperkenalkan teori relativitas umum, maka kita tahu kalau ruang waktu itu relatif bergantung pada lokasi pengamat. Dengan demikian satuan astronomi juga bergeser sampai ribuan meter bahkan lebih ketika kerangka acuannya bergeser. Meskipun memang untuk kasus wahana antariksa pergeseran ini tidak berpengaruh karena jarak sudah dihitung dengan kerangka acuan Bumi.
Masalah lainnya datang dari Matahari. Konstanta Gauss bergantung dengan massa Matahari ( k = (GMs)1/2 ). Jadi ketika Matahari mengalami kehilangan massa saat ia meradiasikan energinya, konstanta Gauss pun berubah dan artinya lagi satuan astronomi juga mengalami perubahan secara perlahan.
Tapi kan perkembangan teknologi masa kini sudah mampu untuk mengukur jarak Bumi – Matahari dengan tingkat akurasi tinggi.  Pengukuran jarak tersebut bisa dilakukan menggunakan laser ataupun wahan antariksa. Karena itu dirasa perlu untuk mendefinisi ulang harga tepat 1 au untuk digunakan secara umum.
Dalam IAU GA di Beijing, China pendefinisian ulang ini dilakukan melalui voting anggota IAU yang hadir. Hasilnya disetujui adanya penetapan 149.597.870.700 meter sebagai 1 au dan simbol “au” digunakan untuk menyatakan Astronomical Unit atau Satuan Astronomi.

Lantas apakah definisi ulang ini memberikan efek pada Bumi? Tentu saja tidak. Bumi tetap pada tempatnya dan akan terus bergerak mengelilingi barycenter yang berada sangat dekat dengan Matahari. Tapi bagi astronom penentuan harga 1 au tersebut menunjukkan kalau saat ini manusia sudah bisa menentukan jarak yang presisi antara Bumi – Matahari.

Sistem Magnitudo

Astronomi
Sistem Magnitudo
(Tentor OSN SMA Negeri 1 Fakfak)

Magnitudo adalah tingkat kecemerlangan suatu bintang. Skala magnitudo berbanding terbalik dengan kecemerlangan bintang, artinya makin terang suatu bintang makin kecil skala magnitudonya. Pada zaman dulu, bintang yang paling terang diberikan magnitudo 1 dan yang cahayanya paling lemah yang masih dapat dilihat oleh mata diberi magnitudo 6. Sekarang diberikan ketentuan bintang dengan beda magnitudo satu memiliki beda kecerlangan 2,512 kali (selisih lima magnitudo berarti perbedaan kecerlangan seratus kali), jadi jika bintang A memiliki magnitudo 1 dan bintang B memiliki magnitudo 3 berarti bintang A 6,25 kali tampak lebih terang dari bintang B. Perbandingan magnitudo semu bintang dapat menggunakan rumus Pogson berikut:

 

Pengukuran magnitudo berdasarkan keadaan yang tampak dari Bumi seperti di atas disebut magnitudo semu, m. Magnitudo mutlak (M) adalah perbandingan nilai terang bintang yang sesungguhnya. Seperti yang Anda ketahui, jarak antara bintang yang satu dan bintang yang lain dengan Bumi tidaklah sama. Akibatnya, bintang terang sekalipun akan nampak redup bila jaraknya sangat jauh. Oleh karena itu, dibuatlah perhitungan magnitudo mutlak, yaitu tingkat kecerlangan bintang apabila bintang  itu diletakkan hingga berjarak 10 parsec dari Bumi. Dengan mengingat persamaan radiasi E = L /4Ï€r2, dengan E energi radiasi,  L luminositas (daya) dan r jarak,  maka perhitungan jarak bintang, magnitudo semu dan magnitudo mutlak (absolut) adalah:


Perlu diingat jarak dalam persamaan modulus di atas (d) harus dinyatakan dalam satuan parsec. Satu parsec ialah jarak suatu bintang yang mempunyai sudut paralaks satu detik busur, yang sebanding dengan 3,26 tahun cahaya (ly) atau 206265 satuan astronomi (AU). Jika yang ditanyakan ialah jarak, maka rumus diatas dapat dibalik menjadi:


Jika magnitudo absolut dan magnitudo semunya diketahui, jaraknya dapat dihitungKuantitasmM dikenal sebagai modulus jarak. Adapun hubungan antara magnitudo mutlak dan luminositas (daya) bintang, L dapat diterapkan berdasarkan rumus Pogson.


Misalkan magnitudo semu matahari tampak dari Bumi, m = -26,83, maka magnitudo mutlak matahari, M ialah:

M = m + 5 - 5 log d.

mengingat jarak Bumi-Matahari = 1 AU = 1/206265 parsec, maka
M = -26,83 + 5 - 5 log (1/206265)
M = 4,74

Kamis, 30 Maret 2017

Paradoks Sosial

Paradoks Sosial…!
PENGGETAHUAN DAN PIKIRAN
(Yunus Adiantor SL, S.Pd., M.Si)

Pengetahuan dan pikiran: tahukah Anda perbedaannya? Kita semua tahu memperluas pengetahuan dan mengembangkan pikiran itu tujuan utamanya satu, yakni senjata untuk menghadapi masalah dalam kehidupan. Beberapa orang dengan bangganya memamerkan pengetahuannya, dan mengajarkan pengetahuannnya kepada orang lain dengan anggapan bahwa pengetahuan menjamin bahwa kita akan semakin ahli dalam memecahkan masalah-masalah yang menghampiri atau menciptakan inovasi-inovasi baru. Tahukah Anda bahwa pengetahuan itu “berbahaya”, seperti pedang bermata dua? Ya, pengetahuan hanya akan berguna untuk kebaikan jika digunakan dengan bijak. Di sini saya tidak membahas hal-hal seperti pemanfaatan pengetahuan untuk membuat piranti-piranti jahat atau proyek-proyek bejat lainnya, melainkan tentang hal kecil yang sering teracuhkan yakni dalam memecahkan masalah.
Pengetahuan bisa saja membutakan kita dari jalan yang benar.
Umpamakanlah si A dan si B sama-sama disuruh gurunya memasang sebuah pigura di dinding kelas dan mereka sama-sama punya bahan untuk itu: paku. Masalahnya ialah bagaimana cara memaku dinding agar pigura dapat terpasang? Tentu saja pakunya perlu dipalu, dan mereka tak punya palu. Si A, yang menggunakan pikiran jernih untuk memecahkan masalah itu keluar sejenak, dan mendapatkan batu untuk memukul paku hingga menancap di dinding. Si B, dengan pengetahuannya, memutuskan ia memerlukan palu untuk memalu paku tadi. Pergilah si B mencari palu ke bagian perlengkapan sekolah, kantin, sampai ke rumah warga. Ia tak mengindahkan berbagai hal yang sebenarnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah itu. Ia mencoba meminjam palu dari satu tempat ke tempat lain sampai dapat.
Si A adalah orang yang menggunakan pengetahuan dan pikirannya secara bijak. Ia adalah orang yang mendahulukan kemurnian pikiran daripada pengetahuan. Yang diperlukan ialah menancapkan paku ke dinding, maka dengan pikiran yang benar ia mencari cara untuk menancapkan paku. Si B adalah orang yang kurang bijak menggunakan pengetahuan dan pikirannya. Ia membiarkan pengetahuannya menutupi jalan keluar yang sebenarnya ada di dekatnya. Yang ia perlukan adalah palu, maka ia mengabaikan batu-batu dan benda lainnya (yang sebenarnya dapat digunakan) dan mencari jalan panjang dan memakan waktu untuk menyelesaikan masalah itu sesuai dengan pengetahuannya. Si B membiarkan pengetahuannya menutupi jalan keluar. Si A dengan mudah dan cepat menyelesaikan masalah, sedangkan si B mencari jalan yang rumit dan memakan waktu (malah mungkin tidak berhasil) karena beranggapan bahwa solusi hanya mungkin jika sesuai dengan pengetahuan.
Jangan biarkan pengetahuan menutupi jalan kebenaran. Kita harus menggunakan pengetahuan yang kita miliki secara bijak.

Logika Verbal

LOGIKA VERBAL...!!!
PARADOKS SI TUKANG BOHONG
(Yunus Adiantor SL, S.Pd.,M.Si)

Paradoks si tukang bohong atau Paradoks Pembohong (Liar Paradox) adalah salah satu paradoks dalam logika verbal yang paling tua dan terkenal. Banyak paradoks-paradoks lain yang memiliki bentuk yang mirip dengan paradoks ini digolongkan jadi satu kelompok. Salah satu yang paling tua ialah Epimenides paradox. Epimenides, seorang Kreta menyatakan "Semua orang Kreta selalu berkata bohong." Nah, jadi kalimat Epimenides tadi jujur atau bohong? Seandainya kita menjawab Epimenides bohong (argumen 1: kan dia orang Kreta, dan orang Kreta itu pembohong) maka kalimat "Semua orang Kreta selalu berkata bohong" bernilai salah (bohong), berarti orang Kreta bukan pembohong dan ini mematahkan argumen 1 -- jelas terlihat kontradiksi di sini. Pun jika kita menjawab Epimenides jujur (argumen 2: Epimenides menyatakan semua orang Kreta selalu bohong), berarti dia berkata yang sebenarnya (jujur), tapi keadaan ini bertentangan dengan pernyataannya, dia selalu berkata bohong. Jadi, Epimenides itu jujur atau bohong?
Bentuk lain dari paradoks pembohong (meskipun logikanya tidak sama dengan yang pertama) ialah kalimat "Kalimat ini salah", jadi kalimat itu salah atau benar? Sebut "Kalimat ini salah" sebagai A. Jika A salah, berarti A benar karena mengatakan hal yang sama, kalimat ini salah. Sebaliknya jika A benar, berarti "kalimat ini salah" bernilai benar, dengan kata lain A salah. Jika kita menjawab A tidak benar maupun salah akan memberikan keadaan kontradiksi yang sama saja. Jika kita merubah bentuk kalimat A menjadi "Kalimat ini tidak benar," sebut kalimat B (jelas A=B, berarti tidak ada yang berbeda kan?). Jika kalimat B tidak benar, berarti kalimat B bernilai benar karena menyatakan hal yang sesuai, "Kalimat ini tidak benar". Bingung?
Oke, sebagai penutup saya perkenalkan suatu bentuk lain liar paradox yang ditemukan oleh anak umur 11 tahun, Veronique Eldridge-Smith. Paradoks yang dikenal paradoks Pinokio itu menanyakan "Apa yang terjadi jika Pinokio berkata, 'Hidungku akan memanjang'?". Kita tahu Pinokio, anaknya Geppetto, hidungnya akan tumbuh memanjang jika ia berbohong. Jika Pinokio berkata "Hidungku akan memanjang" dan ternyata hidungnya tidak memanjang, berarti Pinokio berbohong, dengan demikian hidungnya akan memanjang. Tetapi jika hidungnya memanjang berarti Pinokio berkata jujur, maka hidungnya tidak semestinya memanjang. Dengan demikian, Pinokio berada pada keadaan hidungnya akan memanjang saat hidungnya tidak memanjang. Hebat!!
Sebagai penutup (kali ini benar-benar penutup), coba pikirkan paradoks yang dikenal sebagai "Crocodile dilemma". Seekor buaya menangkap seorang anak dan berjanji pada ayah anak itu untuk membebaskan sang anak jika sang ayah mengetahui apa yang ia (Si Buaya) akan lakukan. Nah, jika sang ayah berkata "Kau tidak akan mengembalikan anakku," apakah yang akan terjadi?

Sebagai contoh:
Manakah yang merupakan planet?
a. Markurius
b.Bumi
c.Jupiter
d.Semua benar
e.Semua salah
Jawab d. heheeee..... paradokskan...!!!!

Sabtu, 18 Februari 2017

Materi Kebumian

Ilmu kebumian atau ilmu bumi (bahasa Inggrisearth science, geoscience) adalah suatu istilah untuk kumpulan cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi. Cabang ilmu ini menggunakan gabungan ilmu dari fisikageografimatematikakimia, dan biologi untuk membentuk suatu pengertian kuantitatif dari lapisan-lapisan Bumi.
Dalam melaksanakan kajiannya, ilmuwan dalam bidang ini menggunakan metode ilmiah, yaitu formulasi hipotesa melalui pengamatan dan pengumpulan data mengenai fenomena alam yang dilanjutkan dengan pengujian hipotesis-hipotesis tersebut. Dalam ilmu Bumi, peranan data sangat penting dalam menguji dan membentuk suatu hipotesis.
Bagi adek- adek siswa siswi SMA yang membutuhkan materi OSN tersebut dapat di download lewat laman link berikut: http://www.media fire.com/file/ f8ejkjc6gx9466p/ Materi + Kebumian.rar.

Semoga bermanfaat dan berguna dalam rangka menyosong OSN Kebumian.
Selamat belajar!

Astronomi Dasar

Astronomi ialah salah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintangplanetkometnebulagugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai macam sisi dari benda - benda langit seperti asal-usul, sifat fisika/kimiameteorologi, dan gerak  dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Bagi Bapak/Ibu guru pembina dan siswa/siswi binaan OSN khususnya bidang Astronomi. Materi dari astronomi dasar ini mungkin bermanfaat dan berguna bagi bapak dan Ibu guru dan siswa dan siswi perserta OSN sekalian.Untuk itu silahkan di download dengan link: 
http:// www. media fire. com/ file/ fbmghzfdqubzniz/ Materi + Astronomi + Dasar.rar

Selamat menyosongsong dan menyukseskan OSN 2017
GBU for All.

Kamis, 24 November 2016

Teknik di Lab Kimia


Penanganan terhadap bahan kimia :
  • § Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia
  • §  Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia
  • §  Menggunakan sarung tangan

Jika ingin memindahkan bahan kimia :
  • §  Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali)
  • §  Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan
  • §  Tidak menggunakan secara berlebihan
  • §  Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula
  • §  untuk mencegah kontaminasi
  • §  Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan
  • §  bahan kimia padat
  • §  Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah

Jika terkena bahan kimia :
  • §  Bersikap tenang dan jangan p anik
  • §  Meminta bantuan teman yang ada di dekat Anda
  • §  Membersihkan bagian yang mengalami kontak langsung
  • §  (dicuci dengan air bersih)
  • §  Jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia
  • §  Menuju ke tempat yang cukup oksigen
  • §  Menghubungi paramedis secepatnya

Masalah penanganan limbah bahan kimia :
  • §  Limbah berupa zat organik harus dibuang terpisah agar dapat didaur ulang
  • §  Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi
  • §  harus diencerkan dulu dengan menggunakan air secukupnya
  • §  Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun
  • §  harus dikumpulkan dalam botol penampung dan diberi label
  • §  Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyumbat saluran air
  • §  Sabun, deterjen dan cairan yang tidak berbahaya dalam air
  • §  dapat langsung dibuang melalui saluran air kotor dan dibilas dengan air secukupnya
  • Gunakan zat / bahan  kimia secukupnya