Mengapa
Planet Luar Mempunyai Lebih Banyak Satelit?
Oleh:
Yunus Adiantor (Tentor OSN Astronomi)
Mengapa
Planet dalam lebih sedikit mempunyai satelit dibandingkan dengan planet luar?
Mengapa
planet luar ( jovian ) mempunyai jumlah satelit lebih banyak dibandingkan
dengan planet dalam ( terestrial ) ?
Planet-planet
di Tata Surya. Kredit: NASA / Wikimedia
Singkatnya,
semakin besar massa suatu benda maka semakin luas pula area yang berada dalam
pengaruh gravitasi benda tersebut.
Berdasarkan
komposisi pembentuknya, planet yang ada di Tata Surya bisa dikelompokkan dalam
dua kelompok yakni planet kebumian atau sering disebut terrestrial dan planet
gas raksasa yang dikenal juga sebagai planet jovian. Yang dikategorikan planet
kebumian adalah planet yang komposisi pembentukannya adalah batuan seperti
Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan planet – planet yang komposisi
penyusunnya didominasi oleh gas adalah planet Jupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptunus. Keempat planet gas ini juga memiliki ukuran dan massa yang jauh lebih
besar dari planet-planet kebumian. Planet-planet raksasa dibagi lagi
dalam dua kelompok yakni planet gas raksasa yang terdiri dari Jupiter
dan Saturnus serta planet es raksasa yang terdiri dari Uranus dan Neptunus.
Perbedaan
komposisi dari planet-planet di Tata Surya memiliki keterkaitan erat dengan
lokasi pembentukannya. Semakin jauh dari Matahari, temperatur akan semakin
rendah atau semakin dingin. Gravitasi Matahari juga semakin lemah seiring
pertambahan jarak.
Di
masa pembentukan Tata Surya, di dalam nebula Matahari ada yang
disebut garis beku atau garis batas yang berada pada jarak tertentu dari
bintang dimana senyawa kimia seperti air, amonia, metana dll bisa berkondensasi
jadi partikel-partikel es. Di bagian dalam garis beku, temperatur masih
terlalu tinggi untuk mengubah hidrogen jadi air. Karena itu di area dekat
Matahari, partikel padat yang terbentuk hanya logam dan batuan. Di luar garis
beku tersebut, hidrogen dan senyawa kimia lainnya bisa berkondensasi membentuk
partikel padat. Jadi selain logam dan batuan, di area ini ada juga es.
Contohnya,
Air.
Air
merupakan komponen paling umum di Tata Surya. Tapi, wujud air di Tata Surya itu
berbeda-beda bergantung pada jaraknya dari Matahari. Di dekat Matahari, air
mengalami penguapan dan ditemukan dalam bentuk gas. Semakin jauh dari Matahari,
suhu akan semakin dingin. Air di Bumi bisa ditemukan dalam wujud cair, karena
lokasinya di area laik huni Matahari yang hangat. Semakin jauh lagi, air hanya
bisa ditemukan dalam bentuk padatan es.
Satelit
di Planet Kebumian
Planet
kebumian. Kredit: NASA
Planet
kebumian terbentuk di area di dekat Matahari yang masih panas. Planet-planet
tersebut tumbuh dengan mengakresi planetesimal batuan dan logam yang ada di
area ini. Akan tetapi, planet-planet batuan yang terbentuk terlalu kecil dan
tidak cukup masif untuk dapat menangkap gas hidrogen dan helium yang ada di
piringan gas dan debu di sekeliling Matahari.
Planet-planet
dalam yang terbentuk dekat dengan Matahari ini pada akhirnya memiliki massa
yang kecil sehingga pengaruh gravitasi dari masing-masing planet kebumian untuk
menangkap benda di sekelilingnya jadi satelit juga terbatas. Atau dengan kata
lain luas area yang ada dalam pengaruh gravitasi planet-planet kebumian
tergolong kecil.
Bulan
diperkirakan menjadi satelit Bumi lewat proses tabrakan dengan benda sebesar
Mars. Tabrakan tersebut menyisakan materi yang kemudian membentuk Bulan. Karena
masih dalam pengaruh gravitasi Bumi yang kuat, Bulan tidak terlepas melainkan
berakhir dengan mengorbit Bumi.
Untuk
Mars, satelit Phobos dan Deimos, ada dua teori berbeda terkait keberadaan 2
pengiring Mars tersebut. Yang pertama lewat hasil tabrakan seperti Bulan atau
justru asteroid yang terperangkap dalam pengaruh gravitasi Mars.
Untuk Merkurius dan Venus, keduanya juga bisa memiliki satelit. Akan
tetapi, jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari menyebabkan pengaruh
gravitasi Matahari jauh lebih kuat. Jika ada satelit yang berhasil terbentuk
atau ditangkap oleh keduanya, satelit tersebut tidak akan bisa memiliki orbit
yang stabil dan dengan mudah terlepas dari kedua planet tersebut.
Satelit
di Planet Raksasa
Planet
gas raksasa dan planet es raksasa. Kredit: NASA
Planet
jovian atau planet-planet raksasa di Tata Surya ini terbentuk jauh dari Matahari.
Dan keempat planet ini juga memiliki kemiripan. Mereka sama-sama memiliki
cincin yang disusun oleh pecahan-pecahan kecil batuan dan es yang mengitari
planet induknya seperti satelit super mini. Kemiripan lainnya, planet raksasa
ini diketahui memiliki satelit dalam jumlah besar. Sampai saat ini
diketahui planet Jupiter memiliki 67 satelit, Saturnus memiliki 62 satelit,
sedangkan Uranus dan Neptunus masing-masing memiliki 27 dan 14 satelit.
Keempat
planet ini memang berbeda dari planet kebumian. Mereka terbentuk di luar garis
beku dimana partikel padat yang bisa diakresi bukan hanya batuan dan logam
melainkan juga es. Planet-planet raksasa di bagian luar Tata Surya ini pada
awalnya mengakresi batuan dan es jadi inti planet yang sangat masif. Setelah
itu, planet-planet ini kemudian mengakresi gas yang ada di piringan debu dan
gas untuk kemudian membentuk planet gas raksasa.
Karena
planet yang terbentuk sangat masif atau massanya sangat besar, gravitasi dari
planet pun jadi lebih besar. Artinya, area yang dicakup oleh gravitasi
planet-planet raksasa pun semakin besar. Jauh lebih besar dari planet-planet
kebumian. Karena itu, sisa materi gas dan debu yang tidak bergabung membentuk planet,
tapi masih ada dalam pengaruh gravitasi si planet jovian akan bergabung
membentuk satelit yang mengitari planet. Selain itu, partikel-partikel gas, es
dan debu yang tidak membentuk planet tapi masih tersebar di sekeliling planet,
pada akhirnya membentuk cincin yang yang mengitari planet tersebut. Pada
akhirnya, terbentuklah Tata Surya mini pada setiap planet raksasa.
Luasnya
area yang ada dalam pengaruh planet Jovian, menyebabkan planet-planet raksasa
ini dengan mudah menangkap obyek yang sedang lewat untuk menjadi satelit
mereka. Obyek yang ditangkap jadi satelit ini dikelompokkan dalam satelit
irregular atau tidak beraturan karena memiliki orbit yang sangat lonjong dengan
sudut kemiringan yang juga sangat besar.
0 komentar:
Posting Komentar