Apa Itu Awan Oort?
Oleh: Yunus Adiantor
(Tentor OSN Astronomi)
Apa
itu awan Oort? Dan bagaimana sejarah terbentuknya?
Singkatnya,
awan Oort adalah awan berbentuk bola yang sangat besar yang berada di area
paling luar Tata Surya. Di dalam awan Oort terdapat banyak sekali
obyek-obyek dingin dan beku dengan materi yang berasal dari masa lalu alam
semesta.
Awan
Oort. Kredit: Wikimedia
Awan
Oort yang berada sangat jauh di tepi luar Tata Surya tersebut paling dikenal
sebagai waduk komet. Benda-benda dingin yang ada di awan oort ketika
menyambangi Bumi mereka akan tampak sebagai komet yang sangat indah di langit
dengan ekor kometnya.
Menarik?
Tentu
saja! Komet sudah menarik perhatian umat manusia sejak zaman dahulu. Salah
satunya adalah kehadiran Komet Halley yang memukau di tahun 1705. Kehadiran
bintang berekor tersebut tidak hanya menarik karena keindahannya tapi sekaligus
menimbulkan pertanyaan benda apakah itu? Darimana asalnya? Apa yang membentuk
benda tersebut?
Kembali
ke masa lalu, tidak banyak yang mengetahui asal usul benda tersebut sampai
dengan kisaran abad ke-20. Komet! Demikianlah akhirnya pengembara yang datang
dari tepi Tata Surya itu dikenal. Menurut Raymond Lyttleton, komet adalah awan
puing-puing debu yang renggang. Kalau menurut Sergej Vsekhsvyatskij, komet
adalah gas vulkanik yang mengalami kondensasi atau perubahan dari gas ke cair.
Menurut Sergej, gas vulkanik tersebut berasal dari semburan gunung api aktif
yang ada di planet dan satelit di Tata Surya.
Tapi
pada saat itu, sama seperti apa itu komet, para astronom juga belum memiliki
penjelasan akan perbedaan komet periode pendek dan komet periode panjang. Yang
diketahui saat itu komet periode pendek memiliki periode orbit sampai dengan
200 tahun dan bergerak dalam arah orbit dan bidang yang sama dengan planet yang
mengitari Matahari. Komet periode panjang memiliki periode orbit jutaan tahun
dan memiliki orbit yang sangat lonjong.
Fenomena
ini menarik perhatian seorang astronom dari Leiden yakni Jan Oort saat
memeriksa pekerjaan mahasiswa bimbingannya yang meneliti tentang asal usul
komet periode panjang. Dalam penelitiannya itu, Van Woerkom memperlihatkan
kalau teori yang diajukan Sergej Vsekhsvyatskij tidak tepat dan komet periode
panjang tidak berasal dari materi antarbintang.
Dari
pekerjaan inilah, Jan Oort kemudian mulai melakukan perhitungan dengan
menggunakan data orbit 19 komet periode panjang yang sudah diketahui dengan
akurat. Hasil perhitungannya memperlihatkan , meskipun komet-komet tersebut
melintasi area bagian dalam tata Surya pada jarak yang berbeda-beda dari
Matahari tapi titik terjauh dari komet-komet tersebut berada pada jarak yang
sama yakni 3 triliun km atau 20000 kali jarak Bumi – Matahari. Dari hasil
perhitungan inilah, Jan Oort kemudian menyimpulkan kalau pada area tersebut
terdapat waduk raksasa yang menampung komet-komet tersebut. Dan komet yang ada
di waduk tersebut akan mengunjungi area dalam Tata Surya ketika ada gangguan
yang terjadi saat ada bintang lain yang melintas.
Awan
Oort
Awan Oort, nama yang kemudian diberikan untuk waduk komet raksasa yang menampung triliunan inti komet beku. Nama tersebut diambil dari nama Jan Oort yang memperkirakan keberadaannya di tahun 1950. Tapi sebelumnya, di tahun 1932, astronom Estonia Ernst Opik juga menduga keberadaan awan komet. Karena itu waduk komet tersebut kadang juga dikenal dengan nama Awan Opik-Oort meskipun belum ada yang mendeteksi kehadiran awan Oort secara langsung. Meskipun demikian, simulasi yang dilakukan oleh Martin Duncan, Scott Tremaine dan Thomas Quinn di akhir tahun 1980-an memperlihatkan kalau awan Oort memang terbentuk sebagai bagian dari perjalanan panjang pembentukan Tata Surya.
Awan
Oort yang melingkupi Tata Surya. Kredit: ESA
Awan
Oort diperkirakan merentang dari rentang 2000Au sampai dengan 100000 AU atau
bahkan lebih di antara 100000 AU – 200000 AU (1,67 tahun cahaya dan 3,16 tahun
cahaya) atau mencapai setengah jarak menuju bintang terdekat. Jarak Matahari
dengan bintang terdekat, proxima Centauri adalah 4,24 tahun cahaya.
Berada
pada jarak sejauh itu, pengaruh gaya gravitasi Matahari pada obyek di awan Oort
juga semakin lemah. Pada kondisi ini, pengaruh dari bintang lain yang melintas
maupun gangguan lainnya akan dengan mudah mengubah orbit komet-komet tersebut.
Akibatnya
jika ada gangguan, obyek yang ada di awan oort akan terganggu dan masuk ke
bagian dalam tata Surya dan kita lihat sebagai komet atau justru terlontar ke
luar dari sistem Tata Surya menuju ruang antarbintang. Hal ini terjadi
khususnya pada komet di bagian tepi terluar awan Oort. Di bagian terluar awan
Oort inilah, komet-komet periode panjang berada.
Selain
gangguan dari bintang yang lewat atau berpapasan dekat, pengaruh dari awan
molekular raksasa dan gaya pasang surut juga bisa memberikan gangguan berarti
pada obyek di awan Oort. Awan molekular lebih masif dari Matahari dan memiliki
kemungkinan berpapasan setiap 300 – 500 juta tahun. Jika itu terjadi, maka akan
terjadi kekacauan yang mengubah orbit komet dan mendistribusi ulang komet-komet
yang ada di awan Oort. Gangguan lain datang dari pengaruh gaya pasang surut
bintang-bintang di piringan galaksi menjadi penyebab lepasnya komet dari awan
Oort ke ruang antar bintang.
Seperti
yang sudah dijelaskan, awan Oort yang luar biasa besar ini dihuni oleh
benda-benda yang kemudian kita kenal sebagai komet ketika berada di dekat
Matahari. Berada sedemikian jauh dari Matahari, tak hanya ikatan gravitasi yang
lemah yang dirasakan oleh benda-benda tersebut. Matahari yang panas dan hangat
seperti di Bumi hanya impian. Obyek-obyek di awan Oort merupakan obyek dingin
dan beku dari air es maupun senyawa beku lainnya seperti metana, etana, karbon
monoksida, karbon dioksida, amonia maupun hidrogen sianida.
Awan
Oort diketahui memiliki dua struktur utama yakni awan di bagian terluar sistem
yang memiliki ikatan gravitasi yang lemah dengan Matahari. Awan terluar ini
berbentuk bola yang menyelubungi Tata Surya. Pada bagian terluar inilah, obyek
di awan Oort dapat dengan mudah diganggu oleh interaksi dengan benda lain yang
melintas. Jarak antar komet di area terluar lebih renggang dengan jarak puluhan
juta km. Obyek di area ini pada umumnya berukuran lebih besar dari 1 km. Akibat
dari lemahnya ikatan gravitasi Matahari di area ini banyak komet yang lepas
atau hancur saat terjadi gangguan, karena itu secara rutin, area ini perlu
diisi ulang dengan komet-komet dari area bagian dalam awan Oort yang lebih
padat komet.
Area
bagian dalam awan Oort atau yang dikenal sebagai awan Hill diketahui memiliki
komet puluhan sampai ratusan kali lebih banyak dibanding bagian terluar awan
Oort. Kalau area terluar berbentuk bola, maka area dalam awan Oort ini justru
berbentuk donat. Komet yang padat di area dalam inilah yang kemudian bermigrasi
ke bagian terluar awan Oort menggantikan komet-komet yang sudah tidak lagi
berada di sana akibat gangguan atau papasan dekat dengan benda lain.
Asal
Mula Awan Oort
Komet, obyek es yang mengandung materi dari masa ketika Tata Surya terbentuk akan menghasilkan ekor nan indah saat mendekati Matahari. Es yang menyublim ketika dekat Matahari inilah yang membawa para astronom untuk memahami apa dan siapa komet itu.
Kehadiran
komet periode panjang di dekat Matahari terjadi saat terjadi gangguan yang
mengubah orbit mereka. Komet di awan Oort memiliki orbit yang sangat lonjong
dan memiliki lintasan parabola saat memasuki area bagian dalam Tata Surya.
Komet periode panjang memang diketahui berasal dari awan oort yang berada di
tepi terluar Tata Surya, tapi dari manakah benda-benda tersebut berasal dan
bagaimana mereka bisa berakhir di area yang sangat dingin tersebut?
Obyek-obyek
di awan oort ini diperkirakan berasal dari puing-puing sisa piringan
protoplanet yang terbentuk di sekeliling Matahari. Dari materi di piringan
inilah, planet-planet terbentuk. Ketika tata Surya berevolusi, dan dimulai dari
terbentuknya Matahari dan kemudian planet-planet, ada interaksi antara obyek
yang saling berpapasan maupun bertabrakan untuk membentuk planet baru.
Diperkirakan, obyek-obyek di awan Oort merupakan sisa pembentukan planet-planet
minor atau planet kecil yang kemudian terlontar keluar dari area bagian dalam
Tata Surya saat berpapasan dengan planet gas raksasa seperti Jupiter.
Tapi
tampaknya puing-puing pembentukan Tata Surya bukan satu-satunya sumber bagi
obyek di awan tersebut. Diduga, komet di awan Oort juga berasal dari sistem
keplanetan di bintang lain yang dicuri ketika keduanya berpapasan dan
benda-benda tersebut kemudian ditarik masuk dalam pengaruh gravitasi Matahari.
0 komentar:
Posting Komentar